5 Jun 2013

RPP MATEMATIKA SMA BERKARAKTER

RPP MATEMATIKA SMA BERKARAKTER
RPP atau rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan inti dari apa yang akan disampaikan guru dalam proses pembelajaran. RPP sangat penting karena di dalamnya terdapat bagaimana seorang guru akan menyajikan bentuk materi sehingga dapat dengan mudah dicerna dan dipahami oleh semua siswa. Dan kali ini saya akan membagikan RPP Matematika SMA berkarakter lengkap. Tinggal sekali download saja anda akan mendapatkan semua yang anda butuhkan.


rpp sma berkarakter


Apa saja yang terdapat di dalamnya? Berikut ini daftar lengkap yang bisa anda dapatkan di artikel ini:

  • RPP matematika SMA berkarakter kelas X semester 1 dan 2
  • Silabus matematika SMA berkarakter kelas X semester 1 dan 2
  • RPP matematika SMA berkarakter kelas XI semester 1 dan 2
  • Silabus matematika SMA berkarakter kelas XI semester 1 dan 2
  • RPP matematika SMA berkarakter kelas XII semester 1 dan 2
  • Silabus matematika SMA berkarakter kelas XII semester 1 dan 2
dan masih banyak lagi yang dapat anda unduh seperti SK dan KD matematika SMA, pemetaan, program semester, program tahunan dan KKM.

Semoga bermanfaat.

Sumber : http://blog.ideguru.com

2 Jun 2013

Fakta 1 menit = 60 detik

Fakta 1menit = 60 detik


Semua orang pasti sudah tau tentang konversi satuan waktu jam, menit dan detik. Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut juga Sexagesimal.

Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6.

Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Kalo kata orang, itu ngga bunyi …

Kalo dalam konsep matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/ faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.

Detik

Detik atau sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin.

Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu jam.

Sejarahnya

Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang.

Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.

Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60).

Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.

Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke-18 dan 19.

Dengan demikian detik didefinisikan sebagai 1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.

Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris.

Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.

Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.

Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom.

Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai

Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.

Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat

Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.

Setiap orang wajib tahu waktu, oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun

sumber: http://cr7-fanyfauzi.blogspot.com/2011/09/sejarah-mengapa-1-menit-60-detik.html

1 Jun 2013

DOWNLOAD RPP SILABUS KURIKULUM 2013

DOWNLOAD RPP SILABUS KURIKULUM 2013


Alhamdulillah download file perangkat pembelajaran untuk SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) sudah tersedia, dan dapat di unduh dengan mudah tanpa ribet, muter-muter nggak jelas dan membingungkan. Semua server yang situs Adelia.web.id gunakan merupakan server premium bukan gratisan sehingga sangat cepat, download langsung dan 100% gratis untuk para pembaca.

Adapun file yang dapat diunduh meliputi sebagai berikut; SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Password: www.adelia.web.id
Dan mata pelajaran yang tersedia meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika, Agama Islam, PKN, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan Teknologi Informasi dan Kominikasi (TIK). Dan serta tambahan untuk mata pelajaran khusus Madrasah Tsanawiyah meliputi; Al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Bahasa Arab dan SKI.
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2
Meliputi:
  1. Meliputi SKKD, Pemetaan SKKD, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. SMP dan MTs mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (VII, VIII dan IX) semester 1 dan semester 2Pada tahun ajaran baru 2013-2014 akan diluncurkan dan diberlakukan kurikulum 2013, namun tidak semua bisa di implementasikan secara menyeluruh, kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara bertahap, sosialisasi, pelatihan guru juga akan dilaksanakan bertahap itupun hanya sekitar 10% saja dari total jumlah guru di Indonesia. Untuk bahan ajar kurikulum 2013 juga kan dibagikan secara gratis namun tidak semua secara langsung, hanya kelas 1 saja. Lebih lanjut baca; kurikulum 2013 belum siap.
SUMBER : 
 http://www.adelia.web.id

Penemu Konsep Sinus

Penemu Konsep Sinus
 
Pernah mendengar istilah sinus saat belajar matematika di SMA? Yup.. Sinus adalah perbandingan sisi segitiga yang berada didepan sudut dengan hipotenusa. Akan tetapi, apakah kalian tahu siapa orang yang pertama kali mencetuskan hukum sinus?

Sejarah mencatat bahwa hukum sinus dicetuskan oleh salah seorang matematikawan muslim pada abad ke-11 Masehi. Dia bernama Abu Nasr Mansur Ibnu Ali Ibnu Iraq yang sering disapa dengan Abu Nasr Mansur.
Bill Scheppler dalam karyanya bertajuk al-Biruni: Master Astronomer and Muslim Scholar of the Eleventh Century, mengungkapkan, bahwa Abu Nasr Mansur merupakan seorang ahli matematika Muslim dari Persia.

Ahli sejarah Matematika John Joseph O’Connor dan Edmund Frederick Robertson menjelaskan bahwa Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World, sebuah buku geografi Persia bertarikh 982 M.

Keluarganya “Banu Iraq” menguasai wilayah Khawarizm (sekarang, Kara-Kalpakskaya, Uzbekistan). Khawarizm merupakan wilayah yang berdampingan dengan Laut Aral. “Dia menjadi seorang pangeran dalam bidang politik,” tutur O’Cornor dan Robertson.

Di Khawarizm itu pula, Abu Nasr Mansur menuntut ilmu dan berguru pada seorang astronom dan ahli matematika Muslim terkenal Abu’l-Wafa (940 M – 998 M). Otaknya yang encer membuat Abu Nasr dengan mudah menguasai matematika dan astronomi. Kehebatannya itu pun menurun pada muridnya, yakni? Al-Biruni (973 M – 1048 M).

Kala itu, Al-Biruni tak hanya menjadi muridnya saja, tapi juga menjadi koleganya yang sangat penting dalam bidang matematika. Mereka bekerja sama menemukan rumus-rumus serta hukum-hukum yang sangat luar biasa dalam matematika. Kolaborasi kedua ilmuwan itu telah melahirkan sederet penemuan yang sangat hebat dan bermanfaat bagi peradaban manusia.

Perjalanan kehidupan Abu Nasr dipengaruhi oleh situasi politik yang kurang stabil. Akhir abad ke-10 M hingga awal abad ke-11 M merupakan periode kerusuhan hebat di dunia Islam. Saat itu, terjadi perang saudara di kota sang ilmuwan menetap. Pada era itu, Khawarizm menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Dinasti Samaniyah.

Perebutan kekuasaan di antara dinasti-dinasti kecil di wilayah Asia Tengah itu membuat situasi politik menjadi kurang menentu. Pada 995 M, kekuasaan Banu Iraq digulingkan. Saat itu, Abu Nasr Mansur menjadi pangeran. Tidak jelas apa yang terjadi pada Abu Nasr Mansur di negara itu, namun yang pasti muridnya al-Biruni berhasil melarikan diri dari ancaman perang saudara itu.

Setelah peristiwa itu, Abu Nasr Mansur bekerja di istana Ali ibnu Ma’mun dan menjadi penasihat Abu’l Abbas Ma’mun. Kehadiran Abu Nasr membuat kedua penguasa itu menjadi sukses.

Ali ibnu Ma’mun dan Abu’l Abbas Ma’mun merupakan pendukung ilmu pengetahuan. Keduanya mendorong dan mendukung Abu Nasr mengembangkan ilmu pengetahuan. Tak heran jika ia menjadi ilmuwan paling top di istana itu.? Karya-karyanya sangat dihormati dan dikagumi.

Abu Nasr Mansur menghabiskan sisa hidupnya di istana Mahmud di Ghazna. Ia wafat pada 1036 M di Ghazni, sekarang Afghanistan.? Meski begitu, karya dan kontribusianya bagi pengembangan sains tetap dikenang sepanjang masa. Dunia Islam modern tak boleh melupakan sosok ilmuwan Muslim yang satu ini.

Kontribusi Abu Nasr Mansur Dalam Bidang Astronomi

Abu Nasr Mansur telah memberikan kontribusi yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebagian Karya Abu Nasr fokus pada bidang matematika, tapi beberapa tulisannya juga membahas masalah astronomi.

Dalam bidang matematika, dia memiliki begitu banyak karya yang sangat penting dalam trigonometri.? Abu Nasr berhasil mengembangkan karya-karya ahli matematika, astronomi, geografi dan astrologi? Romawi bernama? Claudius Ptolemaeus (90 SM – 168 SM).

Dia juga mempelajari karya ahli matematika dan astronom Yunani, Menelaus of Alexandria (70 SM – 140 SM). Abu Nasr mengkritisi dan mengembangkan teori-teori serta hukum-hukum yang telah dikembangkan ilmuwan Yunani itu.

Kolaborasi Abu Nasr dengan al-Biruni begitu terkenal. Abu Nasr berhasil menyelesaikan sekitar 25 karya besar bersama? al-Biruni. ” Sekitar 17 karyanya hingga kini masih bertahan.?? Ini menunjukkan bahwa Abu Nasr Mansur adalah seorang astronom dan ahli matematika yang luar biasa,”? papar? ahli sejarah Matematika John Joseph O’Connor dan Edmund Frederick Robertson

Dalam bidang Matematika, Abu Nasr memiliki tujuh karya, sedangkan sisanya? dalam bidang astronomi. Semua karya yang masih bertahan telah dipublikaskan, telah dialihbahasakan kedalam bahasa Eropa, dan ini memberikan beberapa indikasi betapa sangat pentingnya karya sang ilmuwan Muslim itu.

Secara khusus Abu Nasr mempersembahkan sebanyak 20 karya kepada muridnya al-Biruni. Salah satu adikarya sang saintis Muslim ini adalah komentarnya dalam The Spherics of Menelaus.

Perannya sungguh besar dalam pengembangan trigonometri dari perhitungan Ptolemy dengan penghubung dua titik fungsi trigonometri yang hingga kini masih tetap digunakan. Selain itu, dia juga berjasa dalam mengembangkan dan mengumpulkan tabel yang? mampu memberi solusi angka yang mudah untuk masalah khas spherical astronomy (bentuk astronomi).

Abu Nasr juga mengembangkan The Spherics of Menelaus yang merupakan bagian penting, sejak karya asli Menelaus Yunani punah. Karya Menelaus berasal dari dasar solusi angka Ptolemy dalam masalah bentuk astronomi yang tercantum dalam risalah Ptolemy bertajuk Almagest.

“Karyanya di dalam tiga buku: buku pertama mempelajari kandungan/kekayaan bentuk segitiga, buku kedua meneliti kandungan sistem paralel lingkaran dalam sebuah bola/bentuk mereka memotong lingkaran besar, buku ketiga memberikan bukti dalil Menelaus,” jelas O’Cornor dan Robertson.

Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus sebagai berikut:

a/sin A = b/sin B = c/sin C.

“Abu’l-Wafa mungkin menemukan hukum ini pertama dan Abu Nasr Mansur mungkin belajar dari dia. Pastinya keduanya memiliki prioritas kuat untuk menentukan dan akan hampir pasti tidak pernah diketahui dengan kepastian,” ungkap O’Cornor dan Robertson.

O’Cornor dan Robertson juga menyebutkan satu nama lain, yang disebut sebagai orang ketiga yang kadang-kadang disebut sebagai penemu hukum yang sama, seorang astronom dan ahli matematika Muslim dari Persia, al-Khujandi (940 M – 1000 M).

Namun, kurang beralasan jika al-Khujandi dsebut sebagai penemu hukum sinus, seperti yang ditulis Samso dalam bukunya Biography in Dictionary of Scientific Biography (New York 1970-1990). “Dia adalah seorang ahli astronomi praktis yang paling utama, yang tidak peduli dengan masalah teoritis,” katanya.

Risalah Abu Nasr membahas lima fungsi trigonometri yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam bentuk astronomi. Artikel menunjukkan perbaikan yang diperoleh Abu Nasr Mansur dalam penggunan pertama sebagai nilai radius. Karya lain Abu Nasr Mansur dalam bidang astronomi meliputi empat karya dalam menyusun dan mengaplikasi astrolab.


Al-Biruni, Saksi Kehebatan Abu Nasr

Sejatinya, dia adalah murid sekaligus kawan bagi Abu Nasr Mansur. Namun, dia lebih terkenal dibandingkan sang guru.

Meski begitu, al-Biruni tak pernah melupakan jasa Abu Nasr dalam mendidiknya. Kolaborasi kedua ilmuwan dari abad ke-11 M itu sangat dihormati dan dikagumi.

Abu Nasr telah ‘melahirkan’ seorang ilmuwan yang sangat hebat. Sejarawan Sains Barat, George Sarton begitu mengagumi kiprah dan pencapaian al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. “Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,” cetus Sarton.

Bukan tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang agung. Sejatinya, al-Biruni memang seorang saintis yang sangat fenomenal. Sejarah mencatat, al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.

Kerja keras dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang India, al-Biruni pun dinobatkan sebagai ‘Bapak Indologi’ – studi tentang India. Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’.

Pada era keemasan Islam, al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi. Selain itu, al-Biruni juga dinobatkan sebagai ‘antropolog pertama’ di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode pengembangan sains.

Sejarah ilmu pengetahuan mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan Dinasti Samaniyah itu merupakan salah satu pencetus metode saintifik eksperimental. Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu.

CARA MENYUSUN RPP DAN SILABUS KURIKULUM 2013

CARA MENYUSUN RPP DAN SILABUS KURIKULUM 2013



Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran/tema pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Perkembangan silabus yang baru, harus memasukkan unsur pendidikan karakter di dalamnya, serta direncanakan untuk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yang harus ditanamkan kepada siswa. Mengapa nilai-nilai perilaku? Karena karakter sendiri berarti nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Menurut Koesoema (2007) dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Karakter”, memberikan gambaran tentang karakter sebagai berikut:


“Disini, istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.”

Pendidikan karakter berarti suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga manjadi insan kamil (sempurna). Kaitannya dengan penyusunan silabus, pendidikan karakter atau penanaman nilai-nilai tersebut semakin diperjelas dalam bagian isi silabus. Seperti yang telah diungkapkan oleh Koesoema tentang makna karakter yang dianggap sama dengan kepribadian, maka pendidikan karakter hampir sama pula dengan mengajarkan kepribadian.

Langkah-langkah menyusun silabus adalah sebagai berikut:
  1. Petakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
  2. Pilihlah dan tentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu atau menggunakan sumber belajar
  3. Merancang kegiatan pembelajaran dengan mengggunakan metode pembelajaran yang sudah banyak digunakan. Buatlah kegiatan pembelajaran tersebut semenarik mungkin dan dapat memotivasi siswa untuk siap belajar.
  4. Tentukan indikator pencapaian agar lebih mudah merancang penilaiannya.
  5. Susunlah penilaian dengan menyertakan teknik yang digunakan, bentuk instrumen, dan berikan contoh soal.
  6. Alokasikan waktu kegiatan pembelajaran. Sesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
  7. Masukkan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku yang digunakan, CD, kaset, atau website.
  8. Dan terakhir tentukan nilai karakter apa yang harus ditanamkan melalui materi yang diberikan tersebut.
Unduh ” Cara Membuat RPP Silabus / Menyusun RPP Silabus

Sumber :  http://www.adelia.web.id/

Pertidaksamaan jika dikalikan dengan Bilangan Negatif, harus dibalik tandanya?

Pertidaksamaan jika dikalikan dengan Bilangan Negatif, harus dibalik tandanya?
Oleh : Rachmadi Widdiharto


Tulisan ini disajikan berangkat dari cukup seringnya para peserta diklat menanyakan hal sebagaimana pada judul di atas. Masalah ini muncul terutama pada mata Diklat Aljabar untuk Diklat Matematika SMP. Umumnya para guru pada saat menjelaskan kepada siswanya, lebih mengarah pada ‘pengumuman’, suatu informasi yang harus diterima tanpa reserve, siswa kurang diajak bernalar, kenapa itu bisa terjadi, apa sebabnya? Jika ada pertidaksamaan -2x + 3 < 7 misalnya, kemudian untuk menentukan himpunan penyelesaian ada langkah yang harus dikalikan dengan (-1/2) , setelah dikalikan maka tandanya pertidaksamaannya dibalik. Kenapa harus dibalik, apa memang harus dibalik, bagaimana kalau tidak dibalik? Berikut adalah beberapa alternatif penyelesaiannya (serta remediasinya) yang mungkin bisa membantu para guru di sekolah.
Download lengkap materi artikel

 Sumber : P4TKMatematika

Perubahan Kurikulum dan Tugas Guru

Perubahan Kurikulum dan Tugas Guru
 Oleh : Rachmadi Widdiharto



Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 baru saja usai, torehan hitam mewarnai agenda tahunan yang digelar oleh Kemendikbud sebagai pemegang otoritas pelaksanaaan asesmen pendidikan skala nasional. Digelarnya ujian yang tidak serentak (khususnya jenjang SMA/SMK), kualitas pencetakan soal, lembar jawab yang tipis, serta isu kebocoran masih menghiasi media masa terkait pelaksanaan UN. Isu ini cukup marak hingga sempat melupakan isu “perubahan” kurikulum yang santer diberitakan awal tahun 2013. Bayang-bayang hitam ini sempat menghantui Kemendikbud untuk meng-eksekusi kurikulum 2013 dimana tahun ajaran 2013/2014 sudah di depan mata.

Hunkins & Ornstein (1998, 320) menyebutkan sebagai sebuah “guideline” dalam mengawal jalannya pendidikan, kurikulum idealnya dalam kurun waktu 7-10 harus dievaluasi atau dikaji ulang untuk disesuaikan dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dinamika masyarakat. Artinya “perubahan” kurikulum atau tepatnya pengembangan kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya yakni KBK tahun 2004 ataupun KTSP tahun 2006 sudah sewajarnya untuk dikaji ulang. Bisa dipahami apabila sementara kalangan merasakan terlalu terburu-buru untuk diganti dengan kurikulum 2013, guru dan orang tua merasa baru “tune-in” dengan kurikulum sebelumnya akan tetapi justru akan diganti. Siswa merasa sudah ‘settle” dengan buku, LKS ternyata akan digantikan dengan buku dengan kemasan lain. Sementara para pemerhati ekonomi-pendidikan melihat, pengembangan kurikulum yang membutuhkan dana trilyun-an rupiah merupakan pemborosan dana yang kadang sulit diukur keberhasilan maupun efektifitasnya.
Urgensi perubahan
            Sedikitnya ada 3 (tiga) alasan mendasar mengapa kurikulum kita perlu dikembangkan (Kemendikbud, 2012). Pertama, demographic dividend  atau bonus demografi. BPS tahun 2011 menyebutkan, struktur penduduk Indonesia th.2010 usia 0-9 th sebesar 45,93 juta, sementara usia 9-14 tahun  sebesar 43,55 juta. Apabila diproyeksikan 35-40 tahun ke depan, yakni memasuki 100 tahun, usia emas kemerdekaan kita (tahun 2045) mereka akan memasuki usia produktif.  Negara maju di Eropa juga Amerika  pada sekitar tahun tersebut dengan harapan hidup (life expectancy) yang tinggi, akan lebih banyak dibebani untuk menangani elder people (usia 70-an tahun ke atas yang notabene kurang produktif). Indonesia diuntungkan dengan jumlah usia produktif yang lebih banyak dan inilah  sumber daya manusia yang tentunya harus disiapkan dan digarap secara matang menghadapi tantangan global.   
            Kedua, global competitiveness atau persaingan global. Berkaca dari hasil TIMSS ataupun PISA sebagai parameter prestasi siswa pada skala internasional, kita perlu mengkaji kembali bagaimana praktik pembelajaran yang sebenarnya terjadi. Prestasi siswa kita masih cukup memprihatinkan.yakni pada peringkat 39 (TIMSS th. 2011) dan peringkat 42 (PISA th. 2010) menuntut kita untuk “mengintip” praktik pembelajaran di negara-negara yang berhasil dalam menerapkan scientific approach (yakni: mengamati, menanya, menalar, dan menyusun jejaraing/menyimpulkan) dalam membelajarkan siswanya. Paradigma konstruktivisme, collaborative learning, serta authentics assessment menjadi pilar-pilar pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsanya.
            Ketiga, pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang berbasis sumber daya (alam) mengarah pada pembangunan berbasis peradaban.  Sumber daya alam bukan lagi sebagai modal pembangunan, akan tetapi peradabanlah yang akan menjadi modal pembangunan. Sumber daya manusia bukan lagi beban pembangunan, akan tetapi SDM beradablah yang menjadi modal pembangunan. Transformasi ini hanya bisa dilakukan dengan pendidikan. SDM beradab adalah SDM yang berpendidikan (berpengetahuan dan berketrampilan) dan berbudaya (berkarakter).  Fenomena negatif yang mengemuka: perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian (nyontek, kerpek, dsb). adalah bentuk lemahnya penguatan aspek afektif pendidikan yang mermuara pada dekadensi perdaban manusia.   

            Menghadapi akan diberlakukannya kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang bisa dilakukan guru. Pertama, perubahan mind set/pola pikir. Pengembangan kurikulum dengan pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk terlibat aktif  dalam pembelajaran melalui mengamati, menanya, menalar pada proses inquiry, eksplorasi, dan elaborasi. Perubahan pola pikir guru dibutuhkan untuk bisa berperan lebih menjadi fasilitator dan motivator dari pada inisiator dan eksekutor, dalam merubah dari teacher centered ke student centered. Implementasi collaborative learning akan membantu siswa bisa menyikapi keberagaman dan kerjasama sebagai etos akademik dalam menemukan dan mengungkap feomena ilmiah, yakni dari kebiasaan anak diberi tahu mengarah kepada memfasilitasi anak mencari tahu.  Sementara authentics assessment semakin dikedepankan sebagai assessment for learning dari pada assessment of learning.  Hal-hal tersebut bisa terwujud tatkala ada good will dari para guru untuk merubah mind set-nya bahwa tugas mengajar adalah sebagai komitmen profesi dalam membelajarkan dan mencerdaskan anak bangsa.  
            Kedua, tindakan konstruktif dan inovatif. Rencana pengembangan kurikulum 2013 yang akan diikuti dengan fasilitasi buku siswa, buku pedoman guru, maupun silabus serta RPP-nya tentunya tidak malah membuat guru merasa “santai”  dalam mengajar. Akan tetapi hal ini dimaksudkan dengan harapan guru tidak lagi terlalu disibukkan dengan hal-hal yang bersifat administratif, tetapi lebih fokus pada kegiatan inovatif akademis pembelajaran di kelas. Keunikan peserta didik, keragaman lingkungan belajar, maupun keterbatasan sarana/prasarana yang ada  adalah adagium pedagogis yang harus disikapi tentunya dengan penyesuaian strategi/model pembelajaran yang adaptif dan edukatif. Artinya, guru justru harus mengkritisi secara konstruktif dan inovatif  buku, silabus, dan RPP yang ada untuk disesuaikan dengan peserta didiknya. Ibarat seorang pastry; meski resep dan bahan rotinya sama, namun di tangan pastry yang profesional akan dihasilakn roti yang berbeda dengan pastry yang amatiran. Keahliaan, kejelian dan kecerdasan guru dalam meramu “ kompetensi inti, dan kompetensi dasar; aspek sikap, pengetahuan, dan aspek keterampilan; akan menghasilkan siswa yang kompeten dan men-drive berpikir high order thinking dalam bangku sekolahnya guna keberlanjutan pada jenjang berikutnya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) baik melalui  level sekolah maupun kelompok/wadah se-profesi (KKG/MGMP), perlu ditingkatkan untuk saling asah, asih, dan asuh sesama kolega guna menghasilkan siswa-siswa yang cerdas dan unggul.   
            Ketiga, sikap teladan guru. Seiring dengan kompleksitas dan perkembangan peradaban dunia di era globalisi, tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa.   Pendidikan karakter tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan pembelajaran, suri tauladan, apresiasi dan implementasi  norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktik berbangsa dan bernegara. Terkait dengan hal tersebut,  tugas guru utamanya untuk mengintegrasikan nilai sikap dan pendidikan karakter dalam praktik pembelajaran yang diampunya, yang selanjutnya akan menjadi school culture untuk bisa merambah entitas diri pribadi siswa yang berkarakter. Inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan kelak menyongsong ketatnya persaingan global untuk tetap berpegang pada jati diri bangsa.                          
Suatu keharusan?
            Tatkala kita meng-“amin-i” rasional urgensi perubahan di atas, maka kita sepakat bahwa pengembangan kurikulum dibutuhkan dalam menyiapkan generasi mengahadapi ulang tahun emas kemerdekaan kita. Pengembangan kurikulum diharapkan akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif.  Penguatan kemampuan afektif yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi, serta pembiasaan untuk bekerja dalam jejaring melalui collaborative learning, penguatan kreativitas, serta pendidikan karakter akan membekali dalam memenangi ketatnya persaingan global. Namun demikian, sekiranya kita sanksi akan rasional urgensi di atas, bukan tidak mungkin kita  menelantarkan anak cucu kita dalam kancah atau “kubangan” globalisasi yang bisa mengancam integritas dan jati diri bangsa dalam wadah NKRI. Adalah tugas pemerintah untuk menjalankan amanah ini dengan transparan, akuntabel dan visioner dalam integritas dan dedikasi kenegarawanan seorang pemimpin. Sementara masyarakat akan selalu mengawal implementasi dan pengawasannya. Sekali lagi tahun ajaran 2013/2014 di depan mata,  pelaksanaan UN menjadi pelajaran berharga jika ingin meng-eksekusi kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas ataupun dalam bentuk piloting.   
                                                                                                      
Referensi
Kemendikbud (2012). Pengembangan Kurikulum 2013 (Paparan Mendikbud pada SosialisasiKurikulum 2013 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tgl. 28 Februari 2013. 
 
Ornstein, A.C. & Hunkins, F.P. (1998). Curriculum: Foundations, principles, and issue.(3rdEdition)  MA. Allyn & Bacon.  

Sumber : P4TKMatematika

MATERI UKG LENGKAP SD RENDAH DAN PREDIKSI

MATERI UKG LENGKAP SD RENDAH Dalam rangka membantu teman guru SD yang kesulitan mencari materi yang sesuai dengan KISI KISI UKG untuk tingka...